Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Ada 4 aspek utama penyusunan struktur organisasi yaitu departementalisasi,
pembagian kerja, koordinasi, dan rentang manajemen.
1. Departementalisasi adalah pengelompokan
dari berbagai aktifitas kerja suatu organisasi supaya berbagai aktifitas yang
sama bisa digabungkan dalam satu unit kerja.
2. Pembagian kerja, adalah rincian
tugas/pekerjaan yang harus dilakukan seseorang agar setiap orang yang terlibat
dalam organisasi bertanggungjawab melaksanakan aktifitas yang menjadi beban
tanggungjawabnya.
3.
Aspek
koordinasi yaitu proses pengintegrasian beberapa tujuan aktifitas pada
satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ini untuk mencegah seseorang berbuat
untuk kepentingannya sendiri.
4.
Rentang manajemen atau rentang kendali, adalah
kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar
tergantung kepada jumlah bawahan yang melapor kepadanya.
Struktur Organisasi.
Struktur organisasi dibentuk oleh pimpinan organisasi untuk menentukan dan
memuat pembagian tugas dan tanggungjawab, dan mengembangkan hubungan dan
jejaring dengan berbagai SDM yang berkaitan dengan organisasi. Struktur organisasi dapat didefinisikan
sebagai wujud sistem jaringan kerja terhadap tugas-tugas, pelaporan, dan komunikasi
yang menghubungkan secara bersama-sama pekerjaan individual dan kelompok. Struktur organisasi juga berarti sejumlah
mekanisme formal yang terdapat dalam organisasi itu sendiri. Disamping itu struktur organisasi juga
berfungsi sebagai alat pedoman menuju ke arah efisiensi pemanfaatan tenaga
kerja dan sumberdaya lainnya diperlukan seperti input dalam mencapai tujuan
organisasi.
Struktur organisasi umumnya diwujudkan dalam bentuk bagan. Contoh sederhana bagan adalah sebagai berikut
:
Direktur Utama
Pada intinya organisasi terdiri dari 3 atau 4 tingkatan manajemen yaitu :
a.
Manajemen Puncak.
b.
Manajemen Mengengah.
c.
Penyelia atau Supervisor (Mandor).
d. Tenaga Teknisi dan Tenaga Administrasi.
\
Faktor-faktor yang bisa menentukan perancangan struktur organisasi :
a.
Strategi organisasi.
Dibutuhkan untuk menjelaskan penjabaran aliran
wewenag dan saluran komunikasi.
b.
Penggunaan teknologi.
Perusahaan pengguna teknologi IT berbeda
strukturnya dengan perusahaan biasa.
c. Kualitas karyawan yang terlibat di
dalamnya.
Karyawan untuk perusahaan IT memiliki kualifikasi
pendidikan dan keahlian berbeda dengan kualitas perusahaan biasa sehingga
strukturnya berbeda
d.
Ukuran organisasi.
Organisasi besar strukturnya beda dengan
organisasi kecil
Unsur-unsur struktur organisasi :
a.
Spesialisasi aktifitas.
Berkaitan dengan spesialisasi jumlah tugas
individual dan kelompok kerja organisasi dan penyatuannya menjadi sejumlah
satuan kerja atau departementalisasi.
Menurut Robbins dan Coulter (1999), jika spesialisasi kerja dilakukan
terlampau ekstrim, maka dapat menimbulkan kejenuhan bagi karyawannya.
b.
Standarisasi kegiatan.
Berupa sekumpulan prosedur oleh organisasi untuk
melakukan aktifitas.
c.
Koordinasi kegiatan.
Menunjukkan sejumlah prosedur yang menyatukan
sejumlah fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
d.
Sentralisasi dan desentralisasi.
Menunjukkan individu yang memiliki kekuasaan dalam
organisasi.
Struktur organisasi dapat dibagi 2 yaitu struktur organisasi formal dan
struktur organisasi informal.
Struktur organisasi formal, adalah struktur organisasi di mana ada
interaksi otoritas yang tegas dan hubungan struktural di dalam suatu
organisasi. Ada 3 jenis struktur formal,
yaitu lini, staf, dan matriks. Dalam
kenyataan sering didapati kombinasi dari ketiganya. Sedangkan struktur organisasi informal adalah
struktur organisasi untuk organisasi
yang bersifat informal di mana hubungan antara karyawan bersifat tidak resmi
dan lebih bersifat hubungan pribadi.
Struktur organisasi informal sulit didefinisikan. Organisasi informal dapat mendukung
organisasi formal, karena organisasi informal berusaha memenuhi kebutuhan yang
tidak terpenuhi di organisasi formal.
Pada umumnya organisasi ditampilkan dalam bentuk bagan. Ada 5 aspek utama dalam struktur organisasi
yang termuat dalam bagan yaitu :
a.
Pembagian kerja.
Ada
sosialisasi pekerjaan.
b.
Rantai perintah.
Ada hubungan antara atasan dan bawahan.
c.
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Setiap posisi menunjukkan pekerjaan dan
tanggungjawab yang berbeda-beda.
d.
Pengelompokan aktifitas.
Keseluruhan bagan memperlihatkan sejumlah
aktifitas organisasi dibagi atas fungsional, divisional, dan lainnya.
e.
Hierarki manajemen.
Bagan juga menunjukkan keseluruhan
hierarki manajemen.
Kelebihan bagan :
·
Posisi tanggungjawab menjadi jelas.
·
Ada
hambatan, bisa diketahui di posisi mana hambatan tersebut.
Kelemahan bagan :
·
Tidak
dapat menjelaskan besar kecilnya tingkat hubungan.
·
Tidak
dapat menjelaskan hubungan informal.
1.
Departementalisasi.
Adalah suatu usaha mengelompokkan bersama sejumlah
pekerjaan atau aktifitas yang sama dan berhubungan erat satu sama lain. Salah satu cara yang sering dilakukan manajer
adalah menurut fungsi yang dijalankan.
Usaha pengelompokan tersebut biasanya berdasarkan fungsi-fungsi
perusahaan, seperti fungsi manajemen, proses produksi, hasil produksi,
pelanggan, dasar kewilayahan, dasar waktu, jumlah. Berikut penjelasannya :
a.
Berdasarkan fungsi-fungsi perusahaan.
Departemen SDM, Departemen Keuangan, Departemen
Teknik, Departemen Pemasaran, Departemen Produksi.
b. Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen dalam
perusahaan.
Bagian SDM, Bagian Keuangan, Bagian Teknik, Bagian
Pemasaran.
c.
Berdasarkan proses produksi.
Ini terjadi di pabrik pengolahan. Untuk perusahaan tekstil, terdiri dari
:
Bagian
Perencanaan, Bagian Permintalan, Bagian Pertenunan, Bagian Pencelupan, Bagian
Olah Akhir.
d.
Berdasarkan hasil produksi
e.Berdasarkan hasil produksi
Bagian Toyota
Kijang, Bagian Toyota Corolla, Bagian Toyota Crown.
f.
Berdasarkan kebutuhan konsumen.
Ini umumnya di
toko buku :
Bagian Buku Komputer, Bagian Buku Hobi, Bagian
Buku Manajemen, Bagian Buku Keagamaan, Bagian Buku Teknik.
g.
Berdasarkan kewilayahan.
Semen Padang memiliki kantor cabang di Medan,
Jambi, dan Lampung.
- Berdasarkan kombinasi.
Ini umumnya di perusahaan besar. Adalah penggabungan dari berbagai jenis
pengelompokan.
Tipe
Struktur Organisasi.
- Organisasi Lini.
Adalah tipe organisasi yang menghubungkan langsung
secara vertikal antara atasan dengan bawahan.
Artinya mulai pimpinan puncak hingga karyawan terendah dihubungkan dengan
garis wewenang langsung yang mengalir dari atas ke bawah. Umumnya ini ditemui di tipe organisasi
kecil.
- Organisasi Lini dan Staf.
Kegiatan lini adalah meliputi pelaksanaan fungsi
utama suatu organisasi. Kegiatan staf
adalah sejumlah tindakan yang memberikan informasi, nasehat, pelayanan,
koordinasi, dan pengendalian kegiatan lini.
Organisasi lini dan staf adalah kombinasi lini dan
staf, di mana departemen lini berfungsi untuk pengambilan keputusan yang
mempengaruhi operasi utama dari organisasi, sedangkan staf hanya memberi
dukungan teknis khusus. Pimpinan manajer
lini bisa berhubungan langsung dengan bagian produksi, keuangan, dan
pemasaran. Sedangkan manajer staf adalah
untuk memberikan saran, informasi, atau bantuan teknis kepada manajer lini.
Keuntungan :
·
Ada
kesatuan pimpinan yang tetap dapat dikendalikan.
·
Adanya
wewenang lini dan staf bisa memperlancar keputusan.
·
Pembagian
jelas antara tugas pimpinan, staf, dan pelaksana.
Kelemahan :
·
Pelaksana
sulit membedakan antara perintah dan saran.
·
Kebanggaan
dan rasa superioritas dalam satu bagian bisa menyebabkan timbul persaingan
tidak sehat dengan bagian lain.
- Organisasi Fungsional.
Berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang
dikerjakan.
Tipe ini memberi perhatian pada pembagian kerja
yang didasarkan pada spesialisasi.
Setiap manajer mengarahkan satu tugas sesuai spesialisasinya.
Seorang Direktur Utama memberi perintah ke
Direktur sesuai spesialisasinya dan Direktur memberi perintah kepada pelaksana.
Keuntungan :
·
Efisiensi tinggi.
·
Tugas
Direktur Utama jadi ringan karena Direktur memiliki spesialisasi masing-masing.
·
Koordinasi
mudah karena dilakukan hanya di tingkat atas.
Kelemahan :
·
Karyawan
memiliki beberapa atasan sehingga mereka bingung.
·
Solidaritas
kelompok yang berlebihan sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat.
d. Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional.
Ini dijumpai pada organisasi besar. Pembentukan organisasi ini adalah untuk
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki tipe organisasi lini, lini dan staf, dan
fungsional, sekaligus membuang kelemahannya.
Pada tingkat dewan komisaris diterapkan organisasi
lini dan staf, pada manajer menengah diterapkan tipe organisasi fungsional.
e.
Organisasi Proyek dan Matriks.
Organisasi ini adalah tipe departementalisasi
campuran, yaitu disusun atas 1 atau lebih tipe departementalisasi lainnya.
·
Organisasi Proyek.
Dengan membentuk kelompok kerja dan para ahli
untuk mencapai tujuan khusus. Setelah
proyek selesai maka mereka dibubarkan dan kembali ke departemen asal.
·
Organisasi Matriks.
Karyawan memiliki 2 atasan sehingga mereka berada
di 2 wewenang, yaitu :
- Rantai
perintah fungsional atau divisional.
- Rantai
perintah lateral atau horizontal.
Organisasi ini banyak dijumpai di
konstruksi, kontraktor, konsultan, dan organisasi proyek lain dengan
penyelesaian waktu yang terbatas.
Keunikan
organisasi matriks:
·
Kemampuan
menghubungkan karyawan di bagian yang berbeda.
·
Kemampuan menciptakan 2 rantai komando.
·
Lentur sehingga dapat beradaptasi.
·
Ketergantungan
terhadap wewenang komite dan tim.
Ketika pimpinan proyek berada dalam organisasi
matriks maka ia menuntut manajer menguasai beberapa hal tertentu :
·
Membuat tujuan yang spesifik.
·
Memilih dan menyeleksi tim.
·
Menggunakan
perencanaan dan pengendalian secermat mungkin.
·
Menggunakan
lebih banyak koordinasi daripada pengarahan.
·
Memelihara
terus hubungan baik dengan para manajer.
·
Menekankan
pentingnya kemampuan menggunakan komputer.
Perubahan struktur organisasi.
Alasan perusahaan merubah strukturnya adalah :
a.
Produk yang kurang diminati.
b.
Pelanggan yang berkurang.
c. Kemampuan karyawan dengan teknologi yang
ada harus ditingkatkan.
2.
Pembagian Kerja.
Dasar pembagian kerja memerlukan beberapa prinsip
sebagai berikut :
a.
Jejaring kerja internal.
b.
Jejaring kerja eksternal.
c.
Pembagian kerja secara tuntas.
d. Menghindari anggota mementingkan diri
sendiri.
e.
Dinamika pekerjaan.
3.
Pengkoordinasian.
Adalah upaya proses menghubungkan atau
mengintegrasikan bagian-bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efektif. Melalui
koordinasi maka ada sinergi antar bagian organisasi.
Tujuan koordinasi adalah :
a. Mengarahkan dan mengintegrasikan semua
ide, gagasan, aktifitas, dan perilaku ke arah tercapainya tujuan.
b. Mengarahkan keterampilan spesialisasi yang
dimiliki setiap karyawan kepada tujuan.
c. Menghindari kesenjangan, kekosongan, dan
tumpang tindih.
d. Menghindari penyimpangan tugas dari
tujuan.
Pengkoordinasian merupakan upaya pengaturan
struktur organisasi sebagai kegiatan pembidangan dan pembagian kerja untuk
memaksimalkan efisiensi yang menciptakan saling ketergantungan di antara masing-masing
unit. Ada 3 jenis ketergantungan
:
a.
Ketergantungan yang menyatu.
Yaitu tidak
memberikan interaksi.
b.
Ketergantungan yang berurutan.
Artinya output
adalah input untuk proses lainnya.
c.
Ketergantungan timbal baik.
Yaitu jika antar unit ada saling mempengaruhi.
Ada perbedaan sikap dan cara kerja yang menghambat
proses koordinasi :
a. Perbedaan orientasi waktu antar bagian.
Divisi perencanaan dengan produksi orientasi
waktunya beda.
b.
Tingkat formalitas.
Divisi produksi
prosedur lebih jelas dibanding personalia.
c.
Tujuan yang berbeda.
Tujuan tiap divisi beda meski goal sama.
d.
Gaya interaksi.
Divisi Riset memerlukan inovasi untuk membuat
produk baru.
Syarat-syarat
koordinasi :
a. Perasaan untuk bekerja sama dan menjadikan
koordinasi sebagai usaha memperlancar pekerjaan.
b. Rasa saling menghargai terutama ketika
atasan memberikan pengarahan kepada karyawannya.
c.
Semangat bersaing secara sehat.
Tipe-tipe
koordinasi :
·
Koordinasi vertikal.
Yaitu penyatuan
kegiatan oleh pimpinan kepada jajaran di bawahnya.
·
Koordinasi horizontal
Yaitu
mengkoordinasikan berbagai tindakan atau aktifitas penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap berbagai aktifitas yang setingkat.
Pedoman
melakukan koordinasi :
a. Berikan penjelasan dengan sederhana dan
mudah dipahami tujuan dilakukannya koordinasi.
b. Jelaskan bahwa koordinasi adalah tujuan
bersama, bukan orang per orang.
c. Berikan kesempatan setiap orang memberi
ide, saran, dan bertukar pikiran.
d. Doronglah mereka untuk aktif selama
koordinasi dilakukan.
e. Binalah hubungan baik antara atasan -
bawahan dan antar sesama bawahan.
f. Gunakan lebih banyak komunikasi informal
daripada komunikasi formal untuk mencari dukungan partisipasi bawahan.
Perkembangan kebutuhan koordinasi.
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis, ada hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
adanya kebutuhan akan posisi dan
departemen-departemen baru untuk menangani masalah yang berkaitan dengan
lingkungan eksternal dan yang berkaitan dengan berbagai kebutuhan strategis
yang baru.
Penyesuaian kebutuhan organisasi.
Organisasi kecil tentu berbeda koordinasinya
dengan organisasi besar. Untuk
itu ada beberapa penyesuaian koordinasi dalam situasi organisasi :
·
Porsi dasar koordinasi.
·
Meningkatkan daya potensi koordinasi.
·
Mengurangi kebutuhan koordinasi.
Mengatur kebutuhan konflik dalam organisasi.
Konflik dapat muncul dalam suatu proses
koordinasi. Peranan pimpinan koordinasi
adalah untuk mengendalikan konflik yang terjadi. Penyebab timbulnya konflik adalah :
a.
Keterbatasan sumberdaya.
Keterbatasan karyawan menterjemahkan instruksi
pimpinan.
b.
Ketidakjelasan tanggungjawab dan wewenang.
c.
Gangguan Komunikasi.
d.
Masalah kepribadian.
e. Membanggakan unit kerja secara berlebihan.
f.
Penyimpangan tujuan.
Ada anggota yang berusaha menyimpang dari tujuan.
Penanganan konflik dalam koordinasi.
Konflik harus dihadapi oleh koordinator, bukan
dihindari. Dapat dengan gaya otoriter
ataupun dengan gaya kooperatif. Pilihan
dapat diberikan apakah akan patuh, atau apakah akan diberi sanksi.
4.
Rentang Kendali.
Adalah seberapa
jumlah bawahan yang bisa diarahkan secara efektif oleh pimpinan. Saat
ini, dalam rangka efisiensi, maka rentang kendali dapat diperluas, tetapi hal
ini kurang efektif karena atasan tidak memiliki banyak waktu untuk mengarahkan
bawahan.
Pentingnya dilakukan rentang kendali adalah.
a.
Keterbatasan waktu : kesibukan manajer.
b. Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
manajer.
c.
Keterbatasan perhatian.
PENDELEGASIAN DAN PEMBERDAYAAN
1.
Pendelegasian.
Pendelegasian menurut Heller dalam Dadang dan
Sylvana (2007) adalah mempercayakan tugas kepada orang lain namun tanggung
jawab masih di tangan pendelegasi.
Manfaat
pendelegasian :
a. Kemampuan membebaskan diri dari
tugas-tugas lainnya.
Dengan pendelegasian, maka manajer dapat berfokus
pada pekerjaan yang lebih penting.
b. Pemanfaatan keterampilan khusus yang
dimiliki karyawan.
Setiap karyawan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dengan pengetahuan akan
kemampuannya, atasan dapat memanfaatkan kelebihan karyawannya
c.
Untuk melatih karyawan.
Ini dapat
disebut on the job training. Atasan
diuji kemampuannya dalam melatih karyawan apakah sukses atau tidak sehingga
karyawan menjadi terampil.
d.
Keterampilan memecahkan masalah.
Memecahkan
masalah membutuhkan keterampilan. Oleh
karena itu karyawan dilatih mulai dari masalah-masalah yang ringan lalu sedang
dan seterusnya.
e.
Pengganti sementara.
Jika atasan sakit, atau berhalangan, maka
pekerjaan tidak terganggu karena ada karyawan yang dapat menggantikannya
sementara karena sudah dilatih.
f. Untuk menguji kemampuan karyawan dan
membagi pekerjaan di antara karyawan.
Selama ini karyawan mampu bekerja karena ada
petunjuk karena atasannya yang mendampinginya.
Jika atasan tidak ada, maka karyawan pun harus mampu. Untuk itu perlu diberi pendelegasian agar
dapat diuji .
g. Meningkatkan rasa penting dalam diri
karyawan.
Apabila atasan mendelegasikan wewenangnya maka akan
timbul perasaan penting di mata karyawan.
h.
Menghemat waktu.
Atasan dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal
yang lebih penting.
i.
Mengurangi tekanan.
Banyaknya pekerjaan membuat atasan mengalami
tekanan dan untuk itu dia harus mampu melakukan koordinasi kerja dengan baik.
j.
Meningkatkan hasil.
Dengan delegasi maka kesibukan rutin atasan dapat
terselesaikan.
k. Pendelegasian membantu meningkatkan
kinerja karyawan.
Membantu
karyawan terampil mengambil keputusan.
l.
Mengembangkan organisasi.
Jika pendelegasian berlangsung baik, maka
semua karyawan bekerja secara maksimal.
Beberapa alasan atasan tidak mendelegasikan tugas
kepada bawahannya, yaitu :
a. Belum ada waktu untuk melatih.
Keengganan melatih karena takut waktunya
tersita. Namun jika dilihat dengan
melatih sekali, maka setelah itu tidak perlu lagi mengulang yang sama.
b.
Merasa senang mengerjakan sendiri.
Ini menjadi masalah karena volume pekerjaan yang
banyak sehingga harus dapat mengatur pekerjaan.
c.
Tidak mempercayai kemampuan bawahan.
Karena belum pernah diberi kesempatan maka
karyawan tidak bisa. Untuk itu
karyawan harus diberi kesempatan.
d. Kebijakan perusahaan bahwa pekerjaan itu
harus ditangani sendiri.
Jika volume pekerjaan sudah sedemikian tinggi dan
tidak teratasi, maka kebijakan tersebut dapatlah direvisi.
e.
Takut kehilangan pengendalian.
Mengingat tidak semua wewenang diberikan, maka
pengendalian tidaklah akan terlepas karena tanggungjawab tetap ada pada atasan.
f. Kebiasaan mengerjakan sesuatu tanpa orang
lain.
Setelah naik jabatan dan memiliki bawahan, hal ini
harus dihindari untuk pemanfatan karyawan.
g. Anggapan bahwa semua perintah atasan harus
diselesaikan sendiri.
Kecuali yang sifatnya kritis dan sangat
rahasia. Selain itu, manajer
dapat mendelegasikan wewenangnya kepada
staf.
h. Karyawan tidak dapat mengambil keputusan.
Seringkali terjadi karena karyawan tidak memiliki
cukup informasi. Oleh karena itu harus
memberi informasi yang lengkap.
Beberapa alasan karyawan takut menerima
pendelegasian :
a.
Merasa tidak mampu.
Untuk itu harus
dilatih.
b.
Takut memikul tanggungjawab.
Karyawan harus dilatih berani bertanggungjawab.
c. Takut dikritik jika berbuat kesalahan.
Untuk itu gunakan kritik yang membangun.
d.
Ketidak tersediaan waktu.
Untuk itu
evaluasi kembali pembagian tugas, apakah ada karyawan yang tugasnya berlebihan
dan ada yang kurang.
e.
Kurangnya motivasi karyawan.
Lingkungan kerja harus dibuat kondusif.
f.
Kurangnya percaya diri.
Dengan pembimbingan maka bawahan akan percaya
diri.
Langkah-langkah efektif sebelum melakukan
pendelegasian :
a. Menentukan terlebih dahulu tugas yang akan
didelegasikan.
Dimulai dari yang mudah ke yang susah.
b. Menentukan karyawan yang akan menerima
delegasi.
Memilih karyawan
yang mampu.
c. Memberi motivasi bagi karyawan yang akan
melakukan delegasi.
Meningkatkan harga diri karyawan di depan orang
lain.
d.
Membuat persetujuan dan pendelegasian.
Harus dipahami dulu maksud dan tugas delegasi
untuk jelas dan disetujui bersama. Atasan
tetaplah bertanggungjawab.
Kapan
pendelegasian dilakukan :
a. Ketika atasan menggunakan waktu untuk
penyelesaian jangka panjang.
b. Ketika atasan tidak cukup waktu.
c. Jika waktunya banyak dipakai untuk hal-hal
mendesak dan sering muncul.
d. Jika sering menghadapi krisis dan panik
dalam memenuhi target.
e.
Jika
persoalan sepele terus menerus menghambatnya.
Peranan
pendelegasian.
a.
Sebagai pendukung karir atasan.
Keberhasilan atasan juga didukung oleh
bawahannya. Untuk bisa terjadi, maka
karyawan yang didelegasikan harus mampu :
·
Menerapkan
hal-hal strategi dalam kegiatan operasional sehari-hari.
·
Memimpin diri sendiri dan kelompoknya.
·
Memberikan informasi bagi atasannya.
·
Memberi
umpan balik bagi kegiatan organisasinya.
·
Mitra
kerja atasan dengan membantu atasannya
b. Sebagai sebuah metode pelatihan yang
efektif.
Yaitu untuk
membuat orang menguasai suatu kemampuan dengan cara :
·
Pendelegasian
merupakan bentuk pelatihan yang unik.
Ketika atasan belum mengetahui kemampuan karyawan
yang dilatih, maka ia tidak akan melepasnya.
·
Memperluas keterampilan karyawan.
Wawasan karyawan akan semakin luas.
·
Kekuatan pendorong partisipasi.
Karyawan yang diberi delegasi akan mendapat
kesempatan sampaikan ide-idenya untuk berpartisipasi bagi kemajuan organisasi.
·
Munculnya inisiatif.
Karyawan
belajar mengambil inisiatif.
·
Meningkatkan kepuasan kerja.
Karyawan yang selama ini bosan dan rutin dengan
adanya tugas baru yang didelegasikan akan meningkat semangat bekerja.
·
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.
Dengan pendelegasian dapat diketahui apakah
seseorang sudah mahir ataukah masih membutuhkan pelatihan.
·
Balas jasa.
Jika delegasi dapat diselesaikan dengan baik, maka
karyawan akan bersiap mendapat tugas lainnya.
Profil karakteristik pendelegasi. Ada beberapa karakteristik pendelegasi :
a.
Tipe Otoriter.
Bukanlah tipe pendelegasi yang baik.
b.
Tipe Bebas.
Memberi kebebasan bagi karyawan. Ini kurang efektif sebab karyawan kadang
butuh bimbingan dan tidak dilepas.
c.
Tipe Penguji.
Dengan menggunakan kalimat tanya untuk menjalankan
pendelegasian. Jika pertanyaan tepat
maka akan karyawan akan berfokus pada masalahnya.
\
2.
Pemberdayaan Karyawan.
Menurut Mulyana
dan Setyawan (2001) dalam Dadang dan Sylvana (2007), pemberdayaan karyawan
dilakukan berdasarkan 3 keyakinan dasar :
a.
Prinsip subsidiari, tidak diperbolehkannya badan atau
unit yang lebih tinggi mengerjakan tanggungjawab badan atau unit yang lebih
rendah.
b.
Karyawan pada hakikatnya baik.
Ada keyakinan bahwa karyawan pada dasarnya baik.
c.
Trust based relationship.
Adanya
kepercayaan manajemen terhadap karyawan.
Manfaat
pemberdayaan karyawan.
Akan menambah motivasi kerja karyawan
karena :
a. Memiliki tingkat kebebasan dalam mengambil
keputusan.
b. Memiliki kompetensi berdasarkan berbagai
keterampilan yang dibekali untuk melaksanakan tugas.
c. Memperoleh perlakukan sebagai mitra kerja
pimpinan dan manajemen.
Dampaknya adalah karyawan akan memberikan
peningkatan pelayanan dan dukungan.
Dengan mendapat kepercayaan untuk mengambil keputusan, maka karyawan
akan memiliki rasa percaya diri, sehingga melayani konsumen secara lebih baik
sehingga menjamin kepuasan dan loyalitas konsumen.
Pemberdayaan karyawan dapat terwujud
apabila karyawan memiliki kompetensi keterampilan yang dipersyaratkan
pekerjaannya. Kompetensi itu yang
berfungsi sebagai landasan kepercayaan dan manajemen. Untuk itu perlu lingkungan yang kondusif
yaitu :
a. Terdapat kepercayaan antara manajemen
dengan karyawan.
b.
Terdapat komitmen karyawan atas visi, misi, core
beliefs perusahaan.
c.
Kesediaan manajemen puncak untuk memberi wewenang untuk
mengambil keputusan yang menjadi bidangnya.
d.
Kesediaan manajemen puncak untuk memberi wewenang ke
pusat informasi
e.
Sistem pengharapan berbasis kinerja.
\
Dampak positif
pemberdayaan karyawan :
a.
Organisasi lebih mendatar.
Melalui pendidikan, pelatihan, dan teknologi yang
memadai, karyawan jadi berdaya. Ini
membuat biaya audit berkurang karena karyawan meningkat kompetensinya.
b.Arus informasi bergerak dari vertikal ke
horizontal.
Karena akses informasi didapat, bawahan tidak
harus mendapat informasi secara vertikal, sehingga bisa mengambil keputusan
segera
c.
Tingkat kecepatan pengambilan keputusan.
Rantai komando dengan atasan tidak perlu lagi
karena akses informasi dapat digunakan sehingga keputusan lebih cepat.
d. Peningkatan komitmen karyawan untuk
melakukan perbaikan kinerja.
Adanya perubahan orientasi karyawan ke arah
perbaikan sistem sehingga dapat tingkatkan kinerja. Ini karena karyawan bertambah
semangatnya.
e. Pergeseran dari organisasi bayaran ke
organisasi bisnis.
Organisasi bayaran adalah apabila karyawan hanya
menunggu perintah. Organisasi bisnis
karena karyawan telah diberdaya sehingga karyawan dilibatkan dalam keputusan
bisnis sehingga merasa dihargai dan membuat karyawan mampu menggunakan
informasi untuk mengambil keputusan.
Proses
Pemberdayaan :
a.
Diawali
tindakan menetapkan kompetensi dan kesiapan mental untuk maju dan
berkembang. Ini dengan melihat
potensi SDM yang ada.
b. Mengidentifikasi kompetensi bawahan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian tugas. Ini
agar atasan dapat memetakan posisi kompetensi tiap karyawan apakah belum sudah,
atau sangat menguasai kompetensinya.
c.
Bila ada
kompetensi yang belum dikuasai maka manajer perlu melakukan identifikasi
berbagai kelemahannya. Dan adakan pelatihan.
d. Jika memungkinkan berikan kenaikan jabatan
atau pangkat.
Peningkatan Pemberdayaan.
Faktor-faktor yang meningkatkan pemberdayaan :
a. Penghormatan. Sikap menghormati adalah sikap menganggap,
memandang, atau mempertimbangkan karyawan.
b.
Mengakui keberadaan karyawan.
c.
Penghargaan.
Berupa balas jasa tambahan atas agar karyawan
merasa bernilai di hadapan atasan dan organisasinya.
Pandangan manajer terhadap karyawan yang
berdaya :
a. Tidak memandang karyawan sebagai beban.
b.
Menghargai pandangan karyawannya.
c.
Tidak meremehkan bawahannya.
Bantuan dari diri manajer terhadap
peningkatan pemberdayaan karyawan :
a. Berikan nasehat, saran untuk perbaikan.
b.
Dengarkan karyawan.
c. Ubahlah tindakan bawahan dan bukan
orangnya.
d.
Menunjukkan keteladanan agar diikuti.
e. Jaga martabat dan harga diri karyawan.
f. Libatkan kepentingan pibadi karyawan dalam
pekerjaan.
g.
Berilah pujian.
Usaha
pengembangan diri karyawan.
Karyawan harus berusaha mengembangkan diri dengan
kesadaran dari dalam dan bukan diperintah.